TES

MyCSSMenu Save Document [+] Open Visual Interface

Monday, May 30, 2011

Sebatang Rokok

Senin beberapa minggu yang lalu, ketika itu aku harus masuk pagi pukul 07.45 menurutku itu pagi karena jarang aku bangun jam segitu, kecuali ada jadwal yang memaksa aku bangun. Hal ini perlu kuceritakan jelas karena takut kalian salah pengertian tentang masuk pagiku ini, ya masuk pagi bukan untuk menemui dosen atau belajar di kampus melainkan pukul 07.00 harus upacara dan 07.45 masuk ke kelas mengajarkan sesuatu yang mungkin anak orang belum tau. sengaja kutulis anak orang karna sudah barang tentu siswa-siwa itu anak orang bukan anak makhluk lainnya selain manusia.

Anggap saja aku guru yang kurang bertanggung jawab atau lebih pantasnya orang yang belum pantas menjadi guru dan mau-mau aja menjadi guru, ya senin itu mungkin hari terakhirku masuk ke kelas bukan karna di usir atau dipecat dan bukan pula karna malas karna merasabelum merasa belumpantas menjadi guru, tapi karna merasa tempat itu ya sekolah itu maksud saya terlalu jauh dari tempat istirahatku. mungkin kalau jalan kaki membutuhkan waktu sekitas 11 atau 12 belas jam, tapi untung akau tidak jalan kaki melainkan menaiki si jalu kesayangan itu yang mungkin sering disebut kendaraan roda dua atau lebih pasnya di bilang sepeda bermotor, sehingga hanya kurang lebh 1.30' aku sudah bisa sampai di tempat tersebut.

Sebatang rokok, kalau jaman dulu atau diwaktu saya kecil sebatang rokok sering menjadi sebuah istilah dari waktu yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dengan sebatang rokok, maksud saya kalau kita berjalan kaki dan menghisap sebatang rokok sudah bisa sampai ke tempat tujuan. hari senin itu beda, ya karna aku bukan berjalan kaki seperti yang saya ceritakan tadi yakni menaiki jalau alias sepeda motor, dan bukan pula waktu yang 1.30' tadi bisa kutempuh dengan sebatang rokok karna itu al-mustahil alias imposible atau dalam bahasa indonesia yang benarnya disebut tidak mungkin. kemacetan terjadi di jalan, mungkin itu khas dari daerah jawa barat. bagi anda yang belum pernah ke jawa barat salah kalian sendiri belum pernah kejawa barat sehingga tidak bisa menikmati kemacetan seperti yang saya alami. setalah simpang empat dan sebelum simpang di dekat PANGDAM tepatnya di depan salah satu kampus yang mungkin terkenal, maaf sengaja saya tulis mungkin karna pasti ada yang belum mengenalnya. di tempat itu dan waktu itu aku masih di atas motor dan tetap mengendarai motor walaupun dalam kondisi stagnan, diam tidak bergerak karna memang tidak ada celah lagi untuk motorku bergerak sehingga aku memilih diam di atas motor, sengaja kubuka tasku bukan untuk mengambil alat komunikasi yang bisa difungsikan untuk memberi informasi kepihak tempat saya bekerja hari itu bahwa saya telat karna macet, melainkan mengambil sebungkus rokok beserta korek api tentunya untuk ku hisap sebatang saja, karna kalau sebungkus kebanyakan dan memang belum ada orang yang merokok satu bungkus sekaligus. kunyalakan seebatang rokok dan ku hisap sambil merayabkan motor yang ku kendarai agar bisa sampai ke tempat tujuan yakni sekolah, maka berputarlah roda jalu itu menuju ke sekolah tentunya dengan ada saya yang mengarahkannya. sebatang rokok itulah waktu yang kutempuh menuju ke tempat tujuanku dari tempat dimana kau menyalakan rokok tersebut yang kira-kira dalam SSI bisa dituliskan ± 300 s/d 500 meter.

No comments:

Post a Comment